Selasa, 29 Mei 2012
Kamis, 17 Mei 2012
si Kecil
oleh Arida Tania pada 17 Mei 2012 pukul 19:53 ·
Terdiam dalam kekosongan
Terpaku...
Rambutnya begitu kusut
Merah
Lengket bercampur keringat
Sayu dan tampak lelah
Berdiri gelisah
Sesekali menggaruk kepalanya
Ingus yang tampak mengering disudut hidung dan pipi
Menambah keterhanyutanku melihatnya
Masih terlalu kecil untuk menantang kerasnya jalanan
Kulitnya legam
Terpanggang panasnya mentari
Membuatku merinding dan mengelus kulitku,pasti kau rasa perih nak
Telanjang kaki
Berkaos kumal bertuliskan "AKU ANAK INDONESIA"
Membuatku menelan ludah karena tercekat...mendadak sakit di dada terasa
Gelas plastik ditangan
Separuh berisi recehan
Matanya seolah sedang menaksir...sudah dapat berapa?
Kepalaku menjadi pening
Sekecil ini dijalanan,dimana ibumu dimana ayahmu
Dimanakah ...
Sabtu, 05 Mei 2012
Jumat, 04 Mei 2012
Rahasia vani
"Apa semua yang kamu ceritakan benar va...?"tanya herman dengan kening berkerut
"Benar man semua terjadi dan sudah terjadi sejak tahun 2000 berawal dari ultah anak ku" jawan Vani
"Aku tak mengira tio sanggup lakuin semua itu padamu"gumam herman,"Apa yang bisa kulakukan untukmu..?
"Aku butuh pekerjaan,dan bisa keluar dari neraka yang selalu membakar hatiku tiap saat,bisakah aku kerja ditempatmu man..?". "Akan kuusahakan ..tapi kamu nggak usah sedih bersabarlah semua pasti ada akhirnya dan kamu bisa ambil hikmah dari semua kejadian itu berdoalah jangan putus asa"
Hari ini vani benar benar tak bisa lagi membendung air matanya.ia ceritakan semua beban hatinya yang dipendam dalam pada sahabatnya,sahabat yang beberapa bulan lalu dikenalnya akrab walaupun sebanarnya herman bukan orang asing karena dia pernah mengenalnya sebelum ini. Saat itu secara tak sengaja ia mengambil hadiah di sebuah kantor redaksi sebuah majalah di mana dia mengirim naskah kisah nyata. Samula vani tak berniat sungguh sungguh berharap tulisanya akan diterbitkan,malam itu yang ada dalam benaknya hanya iingin menumpahkanya lewat tulisan .Dan terbersit keinginan mengirimkan ke majalah yang menjadi langganan bacaanya.Dituliskanya bagaimana penderitaanya bertahun tahun atas penganiayaan dirinya dan anak anaknya oleh tio suaminya
Herman bagian pengeditan naskah itu melihat siapa pengirim naskah ,dibaca nya berulang ulang tulisan vani seolah ingat dan tidak ingat nama pengirimnya "VANIA CANDRA DEWINTA". "Benarkah yang ditulis wanita ini, benarkah ini vani " gumam dirinya ."Betapa kejamnya suamimu va.." gumam dia lagi lirih sambil menyandarkan punggung di sofa.Kemudian dia meraih hp yang tergeletak dimeja ada keinginan untuk menelpon vani ingin menyapa ,bagaimana keadaan vani malam ini tapi sesaat kemudian diurungkn niatnya dan beranjak kekamar untuk istirahat
Herman terbangun sudah pukul 08:00 tergesa dia ke kamar mandi tak ada 10 menit dia sudah keluar lagi menyambar baju dari lemari memakainya dan buru buru menyisir rambutnya tanpa melihat cermin,5 menit kemudian sudah berada diatas motornya dan melaju kencang menuju kantornya. Sesampai di ruangan sudah tampak yonathan yang menyapa setengah berteriak " hai met pagi bro tumben nih ga seperti biasanya kamu terlambat,begadang ya ?", "Tidak juga yo..semalam aku pulang agak larut" sahut herman
"Baiklah segera selesein ni pekerjaan "kata yonathan sambil meletak kan setumpuk kertas dimeja herman dan berlalu keluar ruangan
Belum ada satu jam dia bekerja tiba tiba hpnya berbunyi,sms,dibukanya sms itu dari vani" semalam tio pulang larut aku tanya tapi dia malah menamparku".Herman menghela nafas panjang dan dibalasnya sms itu "sabar va..apa yang bisa kulakukan untuk membantumu".Tapi tak ada balasan dari vani,herman semakin tak mengerti apa maunya vani.
Sore itu herman tidak langsung pulang kerumahdia berencana mau kebengkel untuk service motornya,ditengah jalan dia terima telpon dari vanimeminta menemuinya disebuah cafe,dia segera menuju ke alamat cafe itu dan nggak ada 15 menit sampailah dia ,ditempat parakir sudah terlihat mobil vani. Bergegas herman masuk dan mencari cari dimana vani.
Vani tampak duduk memunggunginya memakai blouse ungu kelihatan menunduk." sore va" sapa herman vani menoleh ...herman terkejut tampak memar di pipi vani dan matanya sembab "duduklah man" kata vani
Sesaat keduanya hanya terdiam kemudian datang pelayan merekapun memesan minuman,"aku nggak tahan lagi seperti ini terus man "gumam vani" lelah aku menghadapi sikapnya,aku ini manusia tapi selalu diperlakukan sewenang wenang" vani tersendat berkata" apa yang harus aku lakukan man,aku ingin dia membuka mata .
"Aku belum bisa menjawab pertanyaanmu va,tapi saranku lebh baik sibuk kan dirimu,bekerjalah untuk menghibur diri dan menguatkan hatimu agar tidak selalu bersedih"kata herman sambil mengulurkan tangan memberikan sapu tangan ."sudah cukup kamu menangis jangan biarkan mengalir lagi air matamu "
"Bagaimana jika aku membalas perbuatanya man,aku mau pura pura selingkuh aku ingin tau reaksinya apakah dia masih mencintaiku atau tidak" . "Jangan main main van iitu tidak benar dan hanya akan memperkeruh suasana ,menambah masalah,kita cari solusi lain saja" sahut herman." Aku nggak peduli man ,aku nggak peduli apa kata dan penilaian orang aku sudah tidak punya cara lagi untuk membuatnya sadar dan menghargai aku "."Tapi orang orang akan berfikir yang nggak baik soal kamu" "biar man aku pengen dia merasakan apa yang aku rasakan dia sudah cukup jahat memperlakukanku" tampak kemarahan di wajah vani.
"Baiklah.." herman menhela nafas panjang,"lalu siapa dia yang akan kau ajak bersekongkol ,aku nggak mau kamu salah orang yang akhirnya justru menjerumuskanmu va dan akhirnya membuatmu terjebak dlm perselingkuhan yang seungguhnya ".Sejenak vani terdiam,tampak berpikirlalu dengan sedikit ragu dan senyum samar dia berkata "aku tak tau man,aku tak punya teman pria yang baik dan akrabdan benar benar tau keadaanku selain.... kamu!"vani menatap herman penuh harap.
"Tidak va! tidak "geleng herman."ini tidak lucu,jangan konyol"herman berteriak kecil ."Aku tak punya pilihan man...kamu harapanku satu satunya saat ini,please...ini semua cuma pura pura."vani bukanya aku tak mau menolongmu ...tapi. "please man..."pinta vani.
Tampak kebingungan dan keraguan di wajah herman,ia tak tega menolak vani,tapi ia juga tau itu beresiako untuk nama baik dan karirnya,tapi jika dia teringat semua yang dialami vani hati kecilnya juga tak terima."baiklah va..." kata herman menyerah."terima kasih ya man"kata venia sambil menggenggam tangan herman.Lalu merekapun merencanakan hal hal yang akan mereka lakukan untuk mencari perhatian tio dan membuatnya marah.
Senin pagi vani tampak begitu rapi dengan atasan putih bercorak kotak pink dan rok bawah hitam,sepatu hitam ,wajahmya tampak cerah dan cantikberseri .Hari ini hari pertama dia kerja dikantor herman.Lamaran kerja nya di kantor herman diterima.
Tio melihat sekilas ke arah istrinya lalu kembali asik dengan koran paginya."Kamu nggak masuk kerja mas?"tanya vani pada suaminyasambil merapikan rambut."Nggak"jawab tio pendek sambil meletak kan koran kemudian mengambil hp dimeja dan mulai menelpon.Vani melengos dan memincingkan matanya ada rasa sakit terpancar dari mimik wajahnya saat tio mulai menyapa seseorang dengan mesra."Ah pasti perempuan itu lagi"gumamnya dalam hati dengan berkaca kaca lalu dia mengambil tas di kursi bearanjak keluarsambil berkata"aku beangkat dulu mas" Dan suaminya tak menyahut sama sekali.
Siang itu vani memulai aksinya saat jeda makan siang dia sengaja menelpon suaminya tak bisa pulang maka siang bersama karena dia ada acra makan dengan temanya.Hari berganti hari vani makin membuat ulah dengan pulang terlambat,keluar rumah saat libur sampai asik menelpon di depan suaminya."Halo...oh ini mas herman,ada apa mas,oh iya aku baik baik aja kok ,iya beres semua pasti aku lakuin deh ,ke oke ..besok kita kemana?"dengan nada manja dan merayu vani menjawab telpon herman.Sesaat ia melirik ke arah tio yang tampak melirik curiga kearahnya,ada senyum puas diwajah vani"rasakan pembalasanku"gumamnya dalam hati.
Seusai telpon vani beranjak ke kamar mandi tiba tiba tio menyelutuk"Siapa yang telpon tadi?"."Teman kantor ..."jawab vani."Ngapain..tampaknya akrab sekali". "Ah nggak juga kok,sudahlah mas aku mau keluar ntar ada acara,aku mandi dulu". "Tunggu va..."kata tio ,tapi vani udah keburu ngeloyor ke kemar mandi.
Tampaknya siasat vani berhasil,tio tampak bereaksi dengan segala kesibukanya,sikapnya dan tingkah laku yang mulai berubah dari vani yang biasa saja menjadi vani yang suka dandan dan shoping ,bahkan sering dijemput teman kantor dengan alasan tugas mendadak dari bos.
Pukul 12:00 vani malam vani belum juga pulang,sebenarnya vani tidak kemana mana melainkan di rumah ibunya.Herman memang yang mengantarkanya dan kemudian herman segara kembali pulang ke rumahnya.Malam itu tio tampak gelisah,kekhawairan menggayut di hatinya juga kekesalan,ia mulai curiga denagn kelakuan vani,sampai selarut ini belum pulang.Ia menelpon vani tapi sengaja vani tak mengangkatnya,sengaja vani melakukan itu membiarkan saja telpon tio,lalu dia telpon herman agar menjemputnya dan mengantarkanya pulang.
Setiba didepan rumah vani herman turun dan membukakan pintu mobil untuk vani sambil tersenyum penuh arti ketika sepintas dia melihat tio mengintip dibalik gorden,vani pun tersenyum dan mengedipkan mata pada herman.lalu herman pun kembali ke mobil dan melaju pulang.Vani mengetuk pintu,tio membukakanya dengan pandangan penuh selidik memperhatikan vani seksama dari atas ke bawah,"pandangan bodoh"gumam vani geli dlm hati.Vani melangkah ke kamar dengan acuh tak acuh,tio membuntutinya dari belakang.Begitu selesai membersihkan make up diwajahnya ,mandi dan berganti pakaian vai merebahkan diri di tempat tidur,disampingya tio tampak gelisah,vani memunggungi tio tiba tiba suaminya memeluknya dari belakang sambil berbisaik "aku kangen kamu va,lama kita ga bisa habiskan waktu berdua slama kamu kerja"tak dihiraukanya tio dia pura pura terpejam,bahkan menepis tangan tio dengan kasar dan berkata ketus"aku capek jangan ganggu ..aku ngantuk pengen istirahat" Tiba tiba "plaaakkk" tangan tio melayang ke pipinya sambil berteriak" kurang ajar kamu,kamu berani menolak aku heeeh!ohhh kamu menolak karena kamu punya selingkuhan kan!".Vani bangkit sambil memegang pipinya yang sakit dan panas,matanya berkaca kaca gemuruh amarah dalam dadanya bukan karena tamparan tio tapi mengingatkan kembali akan perlakuan tio beberapa tahun terakhir kepadanya.Dengan lantang berkata"Kamu yang selingkuh,kamu yang selama ini menyakitiku"."Kamu mulai berani melawanku ya"tio tamapak berang dan beringas menjambak rambut vani."Aku berani padamu karena aku merasa benar dan selama ini aku jadi patung buatmu demi anak anak dan perkawinan kita."Lihat saja van..akan aku buka perselingkuhanmu dan mempermalukanmu dihadapan semua orang"ancam tio."Silahkan mas...aku sudah tidak perduli dan buat apa aku malu jika memang semua itu keinginanku" sahut vani sambil terisak.Ia sudah bertekad apapun yang terjadi ia tidak akan buka mulut atau jujur bahwa semua cuma sandiwara, perlakuan tio malam ini membuatnya semakin merasa sakit hati,ia benar bennar menginginkan tio merasa sakit dan terhina juga merasakan bagaimana rasanya terkhianati.Sejak awal kesepakatanya dengan herman pun ia sudah meminta agar herman tetap menjaga rahasia walau apapun yang terjadi."Please man tolong jaga semua rahasia kita, semua demi kebaikan.. semua orang mungkin akan MENGHUJAT kita tapi Allah maha tau.
Dan ancaman tio dibuktikanya.Pagi ituTio dan keluarganya menghakiminya,memakinya untuk memaksa vani membuka mulut.Dan gemuruh kebencian vani makin membuncah di dada,ia sms herman tentang yang terjadi."Saaatnya kita beraksi man kita harus perkuat sandiwara ini"."Apakah tidak lebih baik kita bicarakan sebenarnya saja van"balas sms herman."Nggak man,ia akan merasa menang atas perbuatanya ia akan merasa aku lemah dan tak bisa ,tidak berani berontak,ingat man kesepakatan kita,dan ingat kata kata yang harus kau ucapkan di hadapan mereka " balas vani
Hari itu sudah menjadi tekad vani dengan hati yang mencoba di kuatkan ia bicara dihadapan keluarga tio" IYA BENAR SAYA BERSELINGKUH DENGAN HERMAN""dengan tegas vani berkata dengan wajah keras. Semua terperanjat dan menghujat vani tapi dia tetap diam tak bergeming dan tak berucap sepatah kata lagi sesudah membuat pengakuan palsunya."Maaf kan aku ya Allah...atas sandiwara ini"gumamnya dlm hati dan ia merasa sangat perih nyeri didadanya"aku harus kuat".Dan keluarga tio memutuskan mereka harus bercerai,tampaknya tio pun menyetujui semua keputusan keluarganya.Hati vani tak goyah sama sekali ia merasa puas sangat puas membuat keluarga tio merasa terhina dan direndahkan oleh perselingkuhan sandiwaranya,walau ada rasa sakit bila ia harus bercerai.
Tuhan..mungkin dihadapan mereka aku salah dan kalah tapi hatiku puas dan lega aku memenangkan perang dalam hatiku memenangkan kemerdekaan hatiku yang selama ini tertekan dan terpenjara oleh ketidak adilan.Setelah persidangan keluarga selesai,ia melangkah kekamarnya membereskan semua pakaianya,karena semua keluarga tio tidak menginginkan dia lagi.Ada air mata meleleh dimata vani diantara senyum tipisnya..semua telah berakhir....
Ia menjinjing kopernya melangkah keluar dengan mantab dan bergumam"BIARLAH SEMUA TETAP MENJADI RAHASIA KITA HERMAN...TERIMA KASIH ATAS KESETIAANMU PADA JANJI KITA,HANYA KITA DAN TUHAN YANG TAU BIARLAH RAHASIA INI TERSIMPAN SAMPAI AKHIR.
"Benar man semua terjadi dan sudah terjadi sejak tahun 2000 berawal dari ultah anak ku" jawan Vani
"Aku tak mengira tio sanggup lakuin semua itu padamu"gumam herman,"Apa yang bisa kulakukan untukmu..?
"Aku butuh pekerjaan,dan bisa keluar dari neraka yang selalu membakar hatiku tiap saat,bisakah aku kerja ditempatmu man..?". "Akan kuusahakan ..tapi kamu nggak usah sedih bersabarlah semua pasti ada akhirnya dan kamu bisa ambil hikmah dari semua kejadian itu berdoalah jangan putus asa"
Hari ini vani benar benar tak bisa lagi membendung air matanya.ia ceritakan semua beban hatinya yang dipendam dalam pada sahabatnya,sahabat yang beberapa bulan lalu dikenalnya akrab walaupun sebanarnya herman bukan orang asing karena dia pernah mengenalnya sebelum ini. Saat itu secara tak sengaja ia mengambil hadiah di sebuah kantor redaksi sebuah majalah di mana dia mengirim naskah kisah nyata. Samula vani tak berniat sungguh sungguh berharap tulisanya akan diterbitkan,malam itu yang ada dalam benaknya hanya iingin menumpahkanya lewat tulisan .Dan terbersit keinginan mengirimkan ke majalah yang menjadi langganan bacaanya.Dituliskanya bagaimana penderitaanya bertahun tahun atas penganiayaan dirinya dan anak anaknya oleh tio suaminya
Herman bagian pengeditan naskah itu melihat siapa pengirim naskah ,dibaca nya berulang ulang tulisan vani seolah ingat dan tidak ingat nama pengirimnya "VANIA CANDRA DEWINTA". "Benarkah yang ditulis wanita ini, benarkah ini vani " gumam dirinya ."Betapa kejamnya suamimu va.." gumam dia lagi lirih sambil menyandarkan punggung di sofa.Kemudian dia meraih hp yang tergeletak dimeja ada keinginan untuk menelpon vani ingin menyapa ,bagaimana keadaan vani malam ini tapi sesaat kemudian diurungkn niatnya dan beranjak kekamar untuk istirahat
Herman terbangun sudah pukul 08:00 tergesa dia ke kamar mandi tak ada 10 menit dia sudah keluar lagi menyambar baju dari lemari memakainya dan buru buru menyisir rambutnya tanpa melihat cermin,5 menit kemudian sudah berada diatas motornya dan melaju kencang menuju kantornya. Sesampai di ruangan sudah tampak yonathan yang menyapa setengah berteriak " hai met pagi bro tumben nih ga seperti biasanya kamu terlambat,begadang ya ?", "Tidak juga yo..semalam aku pulang agak larut" sahut herman
"Baiklah segera selesein ni pekerjaan "kata yonathan sambil meletak kan setumpuk kertas dimeja herman dan berlalu keluar ruangan
Belum ada satu jam dia bekerja tiba tiba hpnya berbunyi,sms,dibukanya sms itu dari vani" semalam tio pulang larut aku tanya tapi dia malah menamparku".Herman menghela nafas panjang dan dibalasnya sms itu "sabar va..apa yang bisa kulakukan untuk membantumu".Tapi tak ada balasan dari vani,herman semakin tak mengerti apa maunya vani.
Sore itu herman tidak langsung pulang kerumahdia berencana mau kebengkel untuk service motornya,ditengah jalan dia terima telpon dari vanimeminta menemuinya disebuah cafe,dia segera menuju ke alamat cafe itu dan nggak ada 15 menit sampailah dia ,ditempat parakir sudah terlihat mobil vani. Bergegas herman masuk dan mencari cari dimana vani.
Vani tampak duduk memunggunginya memakai blouse ungu kelihatan menunduk." sore va" sapa herman vani menoleh ...herman terkejut tampak memar di pipi vani dan matanya sembab "duduklah man" kata vani
Sesaat keduanya hanya terdiam kemudian datang pelayan merekapun memesan minuman,"aku nggak tahan lagi seperti ini terus man "gumam vani" lelah aku menghadapi sikapnya,aku ini manusia tapi selalu diperlakukan sewenang wenang" vani tersendat berkata" apa yang harus aku lakukan man,aku ingin dia membuka mata .
"Aku belum bisa menjawab pertanyaanmu va,tapi saranku lebh baik sibuk kan dirimu,bekerjalah untuk menghibur diri dan menguatkan hatimu agar tidak selalu bersedih"kata herman sambil mengulurkan tangan memberikan sapu tangan ."sudah cukup kamu menangis jangan biarkan mengalir lagi air matamu "
"Bagaimana jika aku membalas perbuatanya man,aku mau pura pura selingkuh aku ingin tau reaksinya apakah dia masih mencintaiku atau tidak" . "Jangan main main van iitu tidak benar dan hanya akan memperkeruh suasana ,menambah masalah,kita cari solusi lain saja" sahut herman." Aku nggak peduli man ,aku nggak peduli apa kata dan penilaian orang aku sudah tidak punya cara lagi untuk membuatnya sadar dan menghargai aku "."Tapi orang orang akan berfikir yang nggak baik soal kamu" "biar man aku pengen dia merasakan apa yang aku rasakan dia sudah cukup jahat memperlakukanku" tampak kemarahan di wajah vani.
"Baiklah.." herman menhela nafas panjang,"lalu siapa dia yang akan kau ajak bersekongkol ,aku nggak mau kamu salah orang yang akhirnya justru menjerumuskanmu va dan akhirnya membuatmu terjebak dlm perselingkuhan yang seungguhnya ".Sejenak vani terdiam,tampak berpikirlalu dengan sedikit ragu dan senyum samar dia berkata "aku tak tau man,aku tak punya teman pria yang baik dan akrabdan benar benar tau keadaanku selain.... kamu!"vani menatap herman penuh harap.
"Tidak va! tidak "geleng herman."ini tidak lucu,jangan konyol"herman berteriak kecil ."Aku tak punya pilihan man...kamu harapanku satu satunya saat ini,please...ini semua cuma pura pura."vani bukanya aku tak mau menolongmu ...tapi. "please man..."pinta vani.
Tampak kebingungan dan keraguan di wajah herman,ia tak tega menolak vani,tapi ia juga tau itu beresiako untuk nama baik dan karirnya,tapi jika dia teringat semua yang dialami vani hati kecilnya juga tak terima."baiklah va..." kata herman menyerah."terima kasih ya man"kata venia sambil menggenggam tangan herman.Lalu merekapun merencanakan hal hal yang akan mereka lakukan untuk mencari perhatian tio dan membuatnya marah.
Senin pagi vani tampak begitu rapi dengan atasan putih bercorak kotak pink dan rok bawah hitam,sepatu hitam ,wajahmya tampak cerah dan cantikberseri .Hari ini hari pertama dia kerja dikantor herman.Lamaran kerja nya di kantor herman diterima.
Tio melihat sekilas ke arah istrinya lalu kembali asik dengan koran paginya."Kamu nggak masuk kerja mas?"tanya vani pada suaminyasambil merapikan rambut."Nggak"jawab tio pendek sambil meletak kan koran kemudian mengambil hp dimeja dan mulai menelpon.Vani melengos dan memincingkan matanya ada rasa sakit terpancar dari mimik wajahnya saat tio mulai menyapa seseorang dengan mesra."Ah pasti perempuan itu lagi"gumamnya dalam hati dengan berkaca kaca lalu dia mengambil tas di kursi bearanjak keluarsambil berkata"aku beangkat dulu mas" Dan suaminya tak menyahut sama sekali.
Siang itu vani memulai aksinya saat jeda makan siang dia sengaja menelpon suaminya tak bisa pulang maka siang bersama karena dia ada acra makan dengan temanya.Hari berganti hari vani makin membuat ulah dengan pulang terlambat,keluar rumah saat libur sampai asik menelpon di depan suaminya."Halo...oh ini mas herman,ada apa mas,oh iya aku baik baik aja kok ,iya beres semua pasti aku lakuin deh ,ke oke ..besok kita kemana?"dengan nada manja dan merayu vani menjawab telpon herman.Sesaat ia melirik ke arah tio yang tampak melirik curiga kearahnya,ada senyum puas diwajah vani"rasakan pembalasanku"gumamnya dalam hati.
Seusai telpon vani beranjak ke kamar mandi tiba tiba tio menyelutuk"Siapa yang telpon tadi?"."Teman kantor ..."jawab vani."Ngapain..tampaknya akrab sekali". "Ah nggak juga kok,sudahlah mas aku mau keluar ntar ada acara,aku mandi dulu". "Tunggu va..."kata tio ,tapi vani udah keburu ngeloyor ke kemar mandi.
Tampaknya siasat vani berhasil,tio tampak bereaksi dengan segala kesibukanya,sikapnya dan tingkah laku yang mulai berubah dari vani yang biasa saja menjadi vani yang suka dandan dan shoping ,bahkan sering dijemput teman kantor dengan alasan tugas mendadak dari bos.
Pukul 12:00 vani malam vani belum juga pulang,sebenarnya vani tidak kemana mana melainkan di rumah ibunya.Herman memang yang mengantarkanya dan kemudian herman segara kembali pulang ke rumahnya.Malam itu tio tampak gelisah,kekhawairan menggayut di hatinya juga kekesalan,ia mulai curiga denagn kelakuan vani,sampai selarut ini belum pulang.Ia menelpon vani tapi sengaja vani tak mengangkatnya,sengaja vani melakukan itu membiarkan saja telpon tio,lalu dia telpon herman agar menjemputnya dan mengantarkanya pulang.
Setiba didepan rumah vani herman turun dan membukakan pintu mobil untuk vani sambil tersenyum penuh arti ketika sepintas dia melihat tio mengintip dibalik gorden,vani pun tersenyum dan mengedipkan mata pada herman.lalu herman pun kembali ke mobil dan melaju pulang.Vani mengetuk pintu,tio membukakanya dengan pandangan penuh selidik memperhatikan vani seksama dari atas ke bawah,"pandangan bodoh"gumam vani geli dlm hati.Vani melangkah ke kamar dengan acuh tak acuh,tio membuntutinya dari belakang.Begitu selesai membersihkan make up diwajahnya ,mandi dan berganti pakaian vai merebahkan diri di tempat tidur,disampingya tio tampak gelisah,vani memunggungi tio tiba tiba suaminya memeluknya dari belakang sambil berbisaik "aku kangen kamu va,lama kita ga bisa habiskan waktu berdua slama kamu kerja"tak dihiraukanya tio dia pura pura terpejam,bahkan menepis tangan tio dengan kasar dan berkata ketus"aku capek jangan ganggu ..aku ngantuk pengen istirahat" Tiba tiba "plaaakkk" tangan tio melayang ke pipinya sambil berteriak" kurang ajar kamu,kamu berani menolak aku heeeh!ohhh kamu menolak karena kamu punya selingkuhan kan!".Vani bangkit sambil memegang pipinya yang sakit dan panas,matanya berkaca kaca gemuruh amarah dalam dadanya bukan karena tamparan tio tapi mengingatkan kembali akan perlakuan tio beberapa tahun terakhir kepadanya.Dengan lantang berkata"Kamu yang selingkuh,kamu yang selama ini menyakitiku"."Kamu mulai berani melawanku ya"tio tamapak berang dan beringas menjambak rambut vani."Aku berani padamu karena aku merasa benar dan selama ini aku jadi patung buatmu demi anak anak dan perkawinan kita."Lihat saja van..akan aku buka perselingkuhanmu dan mempermalukanmu dihadapan semua orang"ancam tio."Silahkan mas...aku sudah tidak perduli dan buat apa aku malu jika memang semua itu keinginanku" sahut vani sambil terisak.Ia sudah bertekad apapun yang terjadi ia tidak akan buka mulut atau jujur bahwa semua cuma sandiwara, perlakuan tio malam ini membuatnya semakin merasa sakit hati,ia benar bennar menginginkan tio merasa sakit dan terhina juga merasakan bagaimana rasanya terkhianati.Sejak awal kesepakatanya dengan herman pun ia sudah meminta agar herman tetap menjaga rahasia walau apapun yang terjadi."Please man tolong jaga semua rahasia kita, semua demi kebaikan.. semua orang mungkin akan MENGHUJAT kita tapi Allah maha tau.
Dan ancaman tio dibuktikanya.Pagi ituTio dan keluarganya menghakiminya,memakinya untuk memaksa vani membuka mulut.Dan gemuruh kebencian vani makin membuncah di dada,ia sms herman tentang yang terjadi."Saaatnya kita beraksi man kita harus perkuat sandiwara ini"."Apakah tidak lebih baik kita bicarakan sebenarnya saja van"balas sms herman."Nggak man,ia akan merasa menang atas perbuatanya ia akan merasa aku lemah dan tak bisa ,tidak berani berontak,ingat man kesepakatan kita,dan ingat kata kata yang harus kau ucapkan di hadapan mereka " balas vani
Hari itu sudah menjadi tekad vani dengan hati yang mencoba di kuatkan ia bicara dihadapan keluarga tio" IYA BENAR SAYA BERSELINGKUH DENGAN HERMAN""dengan tegas vani berkata dengan wajah keras. Semua terperanjat dan menghujat vani tapi dia tetap diam tak bergeming dan tak berucap sepatah kata lagi sesudah membuat pengakuan palsunya."Maaf kan aku ya Allah...atas sandiwara ini"gumamnya dlm hati dan ia merasa sangat perih nyeri didadanya"aku harus kuat".Dan keluarga tio memutuskan mereka harus bercerai,tampaknya tio pun menyetujui semua keputusan keluarganya.Hati vani tak goyah sama sekali ia merasa puas sangat puas membuat keluarga tio merasa terhina dan direndahkan oleh perselingkuhan sandiwaranya,walau ada rasa sakit bila ia harus bercerai.
Tuhan..mungkin dihadapan mereka aku salah dan kalah tapi hatiku puas dan lega aku memenangkan perang dalam hatiku memenangkan kemerdekaan hatiku yang selama ini tertekan dan terpenjara oleh ketidak adilan.Setelah persidangan keluarga selesai,ia melangkah kekamarnya membereskan semua pakaianya,karena semua keluarga tio tidak menginginkan dia lagi.Ada air mata meleleh dimata vani diantara senyum tipisnya..semua telah berakhir....
Ia menjinjing kopernya melangkah keluar dengan mantab dan bergumam"BIARLAH SEMUA TETAP MENJADI RAHASIA KITA HERMAN...TERIMA KASIH ATAS KESETIAANMU PADA JANJI KITA,HANYA KITA DAN TUHAN YANG TAU BIARLAH RAHASIA INI TERSIMPAN SAMPAI AKHIR.
Selasa, 01 Mei 2012
Langganan:
Komentar (Atom)




